Rumah adat Minahasa Tahun 1929

Protestante Kerk Tondano 1932

Tondano Tempoe Doeloe

Ritual

Aktifitas di Pasar Tondano sekitar tahun 1893

12/30/09

Ilusi Negara Islam

(In Memoriam: Gus Dur)

"Ilusi Negara Islam" merupakan sebuah buku yang berusaha menyampaikan citra Islam sebagai “Rahmatan Lil-Alamin” yang artinya adalah siapa pun di seluruh dunia yang berhati baik, berkemauan baik, dan punya perhatian kuat pada usaha-usaha mewujudkan kedamaian, kebebasan dan toleransi secara kultur adalah keluarga Islam yang bersaudara.

Mereka yang ikut dalam penyusunan buku “Ilusi Negara Islam : Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di Indonesia” adalah KH Abdurrahman Wahid, Prof Dr. Ahmad Syafii Maarif (eks. ketua Muhammadyah), KH. A. Mustofa Bisri, M. Guntur Romli, Romo Franz Magnis Suseno dan segenap tim Gerakan Bhinneka Tunggal Ika, the Wahid Institute, Maarif Institute dan LibForAll. Buku ini memiliki 321 halaman dan diterbitkan oleh PT Desantara Utama Media.

Selengkapnya silahkan download di sini

Gurita Cikeas

 

Apakah penyertaan modal sementara yang berjumlah Rp 6,7 triliun itu ada yang bocor atau tidak sesuai dengan peruntukannya? Bahkan berkembang pula desas-desus,rumor, atau tegasnya fitnah, yang mengatakan bahwa sebagian dana itu dirancang untuk dialirkan ke dana kampanye Partai Demokrat dan Capres SBY; fitnah yang sungguh kejam dan sangat menyakitkan....

Itulah antara lain isi dari buku kontroversial "Gurita Cikeas" yang ditulis oleh George Aditjondro. Untuk membaca isi buku ini selengkapnya, silahkan download di sini.

12/22/09

Kamus Bahasa Indonesia




Untuk membantu anda memahami makna kata Bahasa Indonesia sehingga bisa menggunakannya dengan tepat, maka di sini saya menyiapkan link untuk mendownload Kamus Bahasa Indonesia, terbitan Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Yang berminat silahkan Download di sini, mudah-mudahan bisa bermanfaat.

Buku Tertebal di Dunia



Buku yang tebalnya 5000 halaman ini dibuat oleh Rob Matthews. Buku ini merupakan versi cetak dari Wikipedia dalam bentuk hard cover, isinya adalah kompilasi dari 400 artikel lebih. Tinggi buku ini 1 kaki 7 inchi, atau sekitar 47,7 cm.

Apa dan Bagaimana ISBN & ISSN

ISBN adalah singkatan dari International Standard Book Number atau Sistem Nomor Buku Standar Internasional. ISBN diperuntukkan bagi buku-buku yang dapat diterapkan pada setiap bahan yang dikeluarkan oleh suatu penerbit atau yang dikumpulkan oleh perpustakaan. Tujuannya adalah untuk mengkoordinasikan dan menstandardisasikan pemakaian nomor-nomor buku secara internasional. Sehingga suatu ISBN menunjukkan satu judul atau satu edisi dari satu penerbit tertentu.


Setiap ISBN terdiri atas sepuluh angka / bilangan, yang terbagi dalam empat kelompok, misalnya : ISBN 0 553 13030 7

0 = pengenal kelompok
553 = prefiks / pengenal penerbit
13030 = nomor judul
7 = angka pengecek

Kelompok pengenal : kelompok angka yang membedakan kelompok-kelompok penerbit secara nasional, geografis, bahasa atau batas-batas partinen lainnya.
Prefiks / pengenal penerbit : kelompok angka yang menyatakan penerbit suatu buku tertentu.
Pengenal judul : angka yang membedakan judul tertentu oleh penerbit tertentu dari judul-judul lainnya, yang biasanya ditentukan oleh penerbit sendiri.
Angka pengecek : angka tunggal yang merupakan pengecek terhadap betul tidaknya suatu ISBN.

ISBN adalah nomor pengenal khusus yang dapat dipakai secara internasional bagi pelayanan bibliografis dengan tape magnetis dan juga dalam pertukaran data.

Sedangkan ISSN adalah singkatan dari International Standard Serial Number atau Standar Internasional Nomor Majalah ( mis: ISSN 0126-1460 ). ISSN (International Standard of Serial Number) merupakan nomor pengenal yang diberikan kepada terbitan berkala. Termasuk dalam terbitan berkala adalah majalah, surat kabar, newsletter (warta), buku tahunan, laporan tahunan, maupun prosiding.

Deretan 8 angka tersebut merupakan nomor pengenal dari majalah tersebut,. Manfaat dari nomor ISSN ini adalah memudahkan pelaksanaan administrasi seperti pemesanan sebuah majalah akan cukup dengan menyebutkan nomor ISSN-nya. Nomor ISSN ini akan menghilangkan keragu-raguan karena ternyata banyak majalah yang sama atau hampir sama judul / namanya.

Jadi, setiap majalah mempunyai ISSN-nya sendiri, yang tidak akan dipakai oleh majalah lain. Bila majalah berganti judul, maka majalah itu juga akan memperoleh nomor ISSN baru. Ini diberikan kepada semua jenis majalah, termasuk penerbitan berseri.


ISSN diberikan oleh ISDS (International Serial Data System) yang berkedudukan di Paris, Perancis. ISDS mendelegasikan pemberian ISSN baik secara regional maupun nasional. Pusat regional untuk Asia berkedudukan di Thai National Library, Bangkok-Thailand. Untuk Indonesia, yang ditugaskan memantau terbitan berkala yang dipublikasikan dan memberikan ISSN adalah PDII-LIPI Jakarta.

BEBERAPA HAL TERKAIT PENGURUSAN ISBN:
* Formulir pendaftaran ISBN dapat diperoleh di Perpustakaan Nasional.
* Biaya registrasi Rp. 5.000
* Formulir yang telah diisi diserahkan kembali bersama dengan copy cover, halaman copyright dan
beberapa contoh halaman dalam buku.
* Minimal pengurusan 5 judul buku
* Ada dua jenis nomor kode ISBN. Kode biasa harganya Rp. 25.000, sedangkan yang memiliki
barcode Rp. 60.000

BEBERAPA HAL TERKAIT PENGURUSAN ISSN:
Terbitan bekala yang akan mendapatkan ISSN harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

# Membuat surat permohonan

# Mengirim (dua) eksemplar terbitan terakhir apabila sudah diterbitkan dan (tiga) lembar fotokopi halaman muka (sampul depan) majalah yang akan terbit lengkap dengan penulisan volume, nomor, dan tahun terbit dalam angka Arab

# Satu lembar fotokopi daftar isi yang akan terbit

# Satu lembar fotokopi daftar dewan redaksi

# Mengisi formulir bibliografi majalah dan formulir evaluasi yang disediakan PDII, kemudian dikirim kembali melalui email

# Membayar biaya administrasi sebesar Rp. 200.000,- (Dua ratus ribu rupiah) ke rekening PDII-LIPI
No Account: 070-0000089198
Bank Mandiri Cabang Graha Citra Caraka
Kantor Telkom Pusat
Jl. Jend. Gatot Subroto, Jakarta.

(Dari berbagai Sumber)

BACA JUGA:
Pelarangan Lima Buku
Kumpulan Misteri Dunia
E-book/ Pdf. Cover Maker
Middle Sex
Taj Mahal
Holy Blood, Holy Grail

12/18/09

Angels dan Demons








 Pengarang: Dan Brown
Penerbit: Pocket Books
Genre: Misteri

Novel "Angels dan Demons" bercerita tentang konflik antara organisasi kuno, Illuminati, dengan Gereja Katolik Roma.Novel ini juga membahas kontroversi "Antimateri", Yang disebut- sebut sebagai energi alternatif masa depan, tetapi dapat menimbulkan efek negatif, yaitu menjadi senjata pemusnah massal.

Novel ini adalah novel misteri best-seller karya novelis Amerika Serikat Dan Brown yang diterbitkan pada tahun 2000. Novel ini memperkenalkan tokoh Robert Langdon, yang juga kemudian menjadi tokoh utama pada novel Dan Brown yang lebih dikenal, The Da Vinci Code.

Download di sini

The Da Vinci Code


Pengarang: Dan Brown
Penerbit: Dobleday Fiction

The Da Vinci Code adalah sebuah novel karangan Dan Brown seorang penulis Amerika dan diterbitkan pada 2003 oleh Doubleday Fiction (ISBN 0-385-50420-9). Buku ini adalah salah satu buku terlaris di dunia dengan 36 juta eksemplar (hingga Agustus 2005) dan telah diterjemahkan ke dalam 44 bahasa, termasuk Indonesia. Di Indonesia diterbitkan oleh penerbit Serambi Ilmu Semesta (ISBN 979335807) pada tahun 2004.

Walau telah difilmkan, namun versi e-book cerita ini bisa jadi koleksi pribadi. Versi Indonesianya silahkan download di sini, atau di sini untuk versi Inggris berbayar.

12/15/09

Asal Usul Burung Moopoo



Alkisah, di sebuah daerah di Minahasa, Sulawesi Utara, hiduplah seorang kakek bersama dengan cucu laki-lakinya yang bernama Nondo. Mereka tinggal di sebuah rumah kecil di tepi hutan lebat. Untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari, sang Kakek pergi ke hutan mencari hasil hutan dan menjualnya ke pasar. Sementara Nondo hanya bisa membantu kakeknya memasak dan membersihkan rumah, karena kakinya pincang. Kedua orang tua Nondo meninggal dunia ketika ia masih kecil. Sejak itu, Nondo diasuh oleh kakeknya hingga dewasa.

Setiap hari Nondo selalu bersedih hati. Ia ingin sekali membantu kakeknya mencari kayu bakar di hutan, namun apa daya kakinya tidak mampu berjalan jauh. Ia juga ingin sekali menyaksikan sendiri binatang-binatang yang hidup di hutan sebagaimana yang sering diceritakan oleh kakeknya setiap selesai makan malam.

Setiap kakeknya bercerita, Nondo selalu mendengarkannya dengan penuh perhatian. Ia hanya bisa membayangkan seperti apakah binatang-binatang yang diceritakan kakeknya itu. Ia juga sering bermimpi bertemu dengan binatang-binatang itu. Bahkan, ia kerap menirukan bunyi burung-burung yang diceritakan kakeknya.

Pada suatu hari, seperti biasanya, sang Kakek hendak pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar.

”Kek! Bolehkah Nondo ikut ke hutan bersama Kakek?” pinta Nondo kepada kakeknya.

”Kamu di rumah saja, Cucuku” jawab sang Kakek.

”Tapi, Kek! Nondo ingin sekali melihat binatang-binatang yang sering Kakek ceritakan itu.”

”Jangan, Cucuku! Bukankah kakimu sedang sakit? Kakek khawatir dengan kesehatanmu.”

”Kek! Nondo mohon, izinkanlah Nondo pergi ke hutan bersama Kakek sekali ini saja,” bujuk Nondo sambil merengek-rengek.

Oleh karena kasihan melihat Nondo, akhirnya kakeknya pun mengizinkannya.

”Baiklah! Kamu boleh ikut bersama Kakek, tapi selesaikan dulu pekerjaan rumahmu,” ujar sang Kakek.

Dengan perasaan senang dan penuh semangat, Nondo segera membersihkan rumah dan memasak untuk makan siang sepulang dari hutan. Beberapa saat kemudian, Nondo telah menyelesaikan pekerjaan rumahnya.

”Ya!” jawab sang Kakek singkat dengan perasaan khawatir.

Setelah itu, berangkatlah mereka ke hutan. Sang Kakek berjalan di depan, sedangkan Nondo mengikutinya dari belakang. Ketika memasuki hutan, Nondo seringkali tertinggal oleh kakeknya, karena selain kakinya pincang, ia juga sering berhenti setiap melihat binatang. Bahkan, ia kerap bermain-main dan menirukan suara binatang yang ditemuinya. Oleh karena keasyikan bermain-main dengan binatang itu, sehingga ia semakin jauh tertinggal oleh kakeknya.

Awalnya Nondo tidak menyadari keadaan itu. Ketika hari menjelang sore, ia baru tersadar jika ia tinggal sendirian di tengah hutan. Hari pun semakin gelap, suasana hutan semakin menyeramkan dengan suara-suara binatang yang menakutkan.

”Kakek...! Kakek....! Kakek di mana...?” teriak Nondo memanggil kakeknya sambil menangis.

Beberapa kali Nondo berteriak, namun tidak ada jawaban sama sekali. Ia mencoba mencari jalan pulang ke rumah, namun semakin jauh ia berjalan semakin jauh masuk ke tengah hutan. Ia pun bertambah bingung dan tersesat di tengah hutan.

Malam semakin larut, Nondo belum juga menemukan kakeknya. Ia pun semakin takut oleh suara-suara burung yang bersahut-sahutan, seperti burung uwak, kedi-kedi, kakaktua, toin tuenden dan burung hantu. Apalagi ketika ia mendengar suara burung kuow yang keras dan menyeramkan. Ia pun menangis dan berteriak sekeras-kerasnya agar suaranya didengar oleh kakeknya. Namun, usahanya sia-sia, karena tidak mendapat jawaban sama sekali.

Sementara itu sang Kakek menjadi panik ketika menyadari cucunya sudah tidak ada lagi di belakangnya. Ia sangat mengkhawatirkan keadaan cucu kesayangannya itu.

”Nondo...! Nondo...! Kamu di mana?” teriak sang Kakek.

Beberapa kali pula kakek itu berteriak, namun tidak ada jawaban sama sekali. Akhirnya, ia pun memutuskan untuk pulang, karena mengira cucunya sudah kembali ke rumah. Namun sesampai di rumah, ia tidak menemukan cucunya. Pada pagi harinya, sang Kakek kembali ke hutan untuk mencari cucunya. Hingga sore hari, ia berkeliling di tengah hutan itu sambil berteriak-teriak memanggil cucunya, namun tidak juga menemukannya. Oleh karena merasa putus asa, akhirnya ia pun kembali ke rumahnya. Dalam perjalanan pulang, ia mendengar suara yang aneh.

`moo-poo..., moo-poo..., moo-poo….!” terdengar suara burung aneh itu.

”Suara binatang apakah itu? Sepertinya baru kali ini aku mendengarnya,” gumam Kakek Nondo.

Oleh karena penasaran, kakek itu segera mencari sumber suara aneh itu. Setelah berjalan beberapa langkah, ia pun menemukannya. Ternyata suara itu adalah suara seekor burung yang sedang hinggap di atas pohon. Kakek itu terus berjalan mendekati pohon untuk melihat burung itu lebih dekat.

”Burung apakah itu? Sudah puluhan tahun aku mencari kayu di hutan ini, tapi aku belum pernah melihat jenis burung seperti itu,” gumamnya.

Sementara burung itu terbang dari satu cabang ke cabang yang lain sambil memerhatikan sang Kakek dan mengeluarkan suara, ”moo-poo”.

Semula kakek Nondo tidak mengerti maksud suara itu. Namun setelah lama memerhatikan suara itu, ia pun mulai menyadari jika burung itu memanggilnya opoku (kakekku). Untuk lebih meyakinkan dirinya, ia kembali mengamati burung itu. Setelah ia amati, rupanya kaki burung itu pincang. Tiba-tiba kakek itu menangis karena teringat cucunya. Ia yakin bahwa burung itu adalah jelmaan cucunya, Nondo. Sesuai dengan suara yang dikeluarkan, maka burung itu diberi nama moopoo.



BACA JUGA:
Kekekow dengan Gadis Miskin

12/14/09

Kekekow & Gadis Miskin

 

Kekekow adalah sejenis burung pemakan padi yang terdapat di daerah Minahasa, Sulawesi Utara, Indonesia. Kekekow dalam bahasa Minahasa terdiri dua kata, yaitu keke, yang berarti anak perempuan (panggilan kesayangan terhadap anak gadis, terutama di desa), dan kow yang berarti engkau. Jadi, kekekow berarti engkau anak gadis. Konon, di daerah Minahasa ada seekor burung kekekow yang sangat baik. Ia suka menolong dua orang gadis miskin dengan memberi mereka berbagai jenis buah-buahan. Pada suatu hari, para warga kampung menangkap dan menyembelih burung itu. Mengapa mereka menyembelih burung kekekow itu? Temukan jawabannya dalam cerita Kekekow Dengan Gadis Miskin berikut ini!

Alkisah, di daerah Minahasa, Sulawesi Utara, hidup seorang janda tua yang miskin bersama dua orang anak gadisnya. Mereka tinggal di sebuah gubuk di bawah sebuah pohon yang rindang dan teduh. Cara hidup mereka cukup unik, yakni hidup seperti seekor ayam. Mereka baru mencari makan pada saat waktu makan tiba. Jika ingin makan pagi, mereka baru mencarinya pada pagi hari, dan jika ingin makan siang, mereka pun baru mencarinya pada waktu siang hari. Demikian seterusnya. Mereka melakukan hal itu karena hutan di sekeliling mereka menyediakan berbagai jenis buah-buahan dan hasil-hasil hutan lainnya. Di hutan sekitar tempat tinggal mereka ada seekor burung kekekow yang sangat baik kepada kedua anak perempuan tersebut.

Pada suatu ketika, musim buah-buahan di daerah mereka telah lewat semua. Tak satu jenis pun pohon yang berbuah. Janda tua dan kedua anak gadis itu kesulitan mencari makan. Mereka sudah menjelajahi hutan kesana-kemari namun tidak juga menemukan adanya pohon yang berbuah. Suatu siang, sepulang dari hutan, kedua anak gadis itu beristirahat di bawah sebuah pohon mangga tidak jauh dari gubuk mereka. Mereka duduk bersandar di pohon sambil memegang perut karena menahan rasa perih dan lapar.

“Kak, perutku terasa perih sekali. Ke mana lagi kita harus mencari makan?” keluh si Bungsu.

“Entahlah, Dik! Perutku juga terasa lapar sekali. Kita sudah mencari ke sana kemari, tapi tidak ada lagi yang dapat kita makan,” sahut si Sulung.

Baru saja berkata demikian, tiba-tiba kedua gadis itu dikejutkan dengan sebuah benda berwarna kuning jatuh di dekat mereka. Setelah mereka lihat ternyata benda itu adalah sesisir pisang emas yang sudah masak.

“Hei, kenapa ada buah pisang jatuh dari atas pohon mangga?” tanya si Sulung heran.

“Aku juga tidak tahu, Kak. Jangan-jangan ada orang yang menjatuhkannya dari atas pohon,” ucap si Bungsu.

Namun, setelah menoleh ke atas pohon itu, mereka tidak melihat ada siapa-siapa. Mereka hanya mendengar ada suara burung kekekow sedang bernyanyi dengan suara yang merdu.

“Keke...kow..., keke kow..., keke kow...!!?”

Rupanya burung kekekow itu mengerti kalau kedua gadis miskin tersebut belum mendapatkan makanan untuk makan siang. Ia pun memberikan lagi kepada mereka berbagai macam buah-buahan, seperti pepaya, jambu air, dan mangga. Namun demikian, burung kekekow tidak mau memperlihatkan dirinya kepada kedua gadis itu. Maka, usai memberikan buah-buahan tersebut, ia pun segera terbang meninggalkan pohon itu.

Sementara itu, kedua anak gadis tersebut masih berdiri bengong di bawah pohon sambil memerhatikan berbagai macam makanan tersebut. Mereka seakan-akan tidak percaya terhadap apa yang baru mereka saksikan. Meskipun merasa sangat lapar, mereka tidak langsung memakan buah-buahan tersebut, melainkan berlari ke gubuk untuk melaporkan kejadian itu kepada ibu mereka.

“Apa yang terjadi, Anakku? Kenapa kalian berlari tergopoh-gopoh begitu?” tanya ibunya.

Dengan perasaan bimbang bercampur gembira, kedua gadis itu menceritakan semua peristiwa yang baru saja mereka alami. Mendengar cerita kedua anaknya itu, sang Ibu pun merasa heran bercampur gembira.

“Ayolah, Bu! Kita ke sana melihat buah-buahan itu!” ajak si Sulung sambil menarik tangan ibunya.

Sang ibu pun segera memenuhi ajakan anaknya. Sesampainya di bawah pohon mangga itu, tampaklah oleh ibunya berbagai macam buah-buahan.

“Waaahhh, ajaib sekali!” ucap sang Ibu dengan perasaan takjub.

Akhirnya, mereka pun membawa seluruh buah-buahan tersebut ke gubuk mereka. Oleh karena perasaan lapar sudah tidak tertahankan, mereka segera melahap buah-buahan tersebut. Alangkah senang hati ibu dan dua anak gadis itu.

Keesokan harinya, saat hari menjelang siang, kedua gadis itu kembali duduk di bawah pohon mangga itu. Baru saja mereka menyandarkan tubuh di batang pohon mangga, tiba-tiba terdengar lagi suara burung bernyanyi.

“Keke...kow..., keke kow..., keke kow...!!?”

Namun, ketika akan beranjak dari tempat duduknya hendak mencari sumber suara itu, tiba-tiba kedua gadis tersebut mendengar suara burung itu memanggil mereka.

“Hai, kalian gadis miskin! Mendekatlah kemari! Aku akan memberikan kalian makanan,” ujar burung kekekow.

Kedua gadis itu pun segera mendekat ke bawah dahan pohon tempat burung kekekow bertengger. Seketika itu pula berjatuhanlah berbagai macam makanan dari atas pohon.

“Terima kasih, Kekekow!” ucap kedua gadis itu serentak dengan perasaan gembira.

Demikian seterusnya, setiap kedua gadis itu kehabisan makanan, burung kekekow yang baik hati itu memberikan mereka makanan. Bahkan, pada hari-hari berikutnya, burung kekekow memberikan mereka peralatan rumah tangga yang mereka perlukan. Ketika musim kemarau pun, ia selalu memberikan mereka air untuk keperluan sehari-hari. Berkat pertolongan burung kekekow, keluarga kedua gadis itu tidak sengsara lagi seperti sebelumnya.

Pada suatu hari, peristiwa yang mereka alami tersebut terdengar oleh teman-teman sepermainan mereka yang tinggal di kampung tidak jauh dari hutan itu. Oleh karena perasaan iri hati dan dengki, teman-teman kedua gadis itu menyampaikan berita itu kepada kepala kampung. Lalu, kepala kampung itu mengerahkan seluruh warga untuk segera menangkap burung kekekow. Alhasil, mereka pun berhasil menangkap dan membawanya ke rumah kepala kampung. Warga kampung pun berebutan meminta berbagai makanan dan peralatan rumah tangga kepada burung ajaib itu. Ada yang meminta buah pisang, mangga, pepaya dan lain-lain. Bahkan ada pula yang meminta peralatan rumah tangga seperti lemari, kursi, meja dan sebagainya. Namun, tak satu pun permintaan mereka yang dikabulkan oleh burung kekekow. Justru burung kekekow itu memberikan mereka rumput-rumput kering.

Sikap dan perlakuan burung kekekow itu membuat kepala kampung dan para warga naik pitam.

“Dasar burung penipu! Kamu menghina kami, yah!” bentak kepala kampung.

“Sembelih saja burung brengsek itu!” teriak seorang warga.

“Ayo, kita sembelih burung itu!” sahut seluruh warga dengan perasaan kesal dan kecewa.

Akhirnya, kepala kampung dan para warga bersepakat untuk menyembelih burung kekekow. Setelah disembelih, bangkai burung itu dibuang di belakang rumah salah seorang penduduk.

Mengetahui burung kesayangannya disembelih, kedua gadis itu segera mengambil bangkainya dan menguburkannya di belakang gubuk mereka. Mereka sangat bersedih hati dan menyesali kekejaman para penduduk kampung yang telah menyembelih burung yang senantiasa menolong mereka. Untuk mengenang jasa-jasa dan kebaikan burung kekekow, mereka selalu datang ke kuburan kekekow untuk mendoakannya.

Beberapa tahun setelah peristiwa tersebut, kedua anak gadis itu tumbuh menjadi gadis dewasa yang cantik. Kehidupan mereka pun tidak lagi sengsara seperti dulu, karena semua pemberian burung kekekow mereka simpan dan rawat dengan baik. Jika kekurangan makanan, peralatan rumah tangga mereka jual untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

Sementara itu, di atas kuburan kekekow telah tumbuh sebuah pohon besar yang tidak pernah berhenti berbuah. Buahnya sangat enak dan memiliki aroma yang menyenangkan. Jika lapar, kedua gadis itu dan ibunya memetik buah pohon tersebut. Sejak saat itu, mereka pun senantiasa hidup serba berkecukupan.

* * *

Sumber:
http://ceritarakyatnusantara.com/id/folklore.php?ac=94&l=kekekow-dengan-gadis-miskin
•    Isi cerita diadaptasi dari Anneke Sumaraw. 1992. Cerita Rakyat dari Sulawesi Utara. Jakarta: Grasindo.
•    Effendy, Tenas. 1994/1995. “Ejekan” Terhadap Orang Melayu Riau dan Pantangan Orang Melayu Riau. Pekanbaru, Bappeda Tingkat I Riau.
•    Anonim. “Kamus manado”, http://books.google.co.id/, diakses tanggal 27 November 2008.


BACA JUGA:
Asal Usul Burung Moopo

Waktu Nayla


Penulis:
Djenar Maesa Ayu
(Putri almarhum Arifin C. Noor, sutradara ternama Indonesia, sastrawan muda)

Nayla melirik arloji di tangan kanannya. Baru jam lima petang. Namun, langit begitu hitam. Matahari sudah lama tenggelam. Ia menjadi muram seperti cahaya bulan yang bersinar suram. Hatinya dirundung kecemasan. Apakah jam tangannya mati? Lalu jam berapa sebenarnya sekarang? Nayla memeriksa jam di mobilnya. Juga jam lima petang. Jam pada ponselnya pun menunjukkan jam lima petang. Ia memijit nomor satu nol tiga. Terdengar suara operator dari seberang, "Waktu menunjukkan pukul tujuh belas, nol menit, dan dua puluh tiga detik."
Lalu manakah yang lebih benar. Penunjuk waktu atau gejala alam? Nayla menambah kecepatan laju mobilnya. Kemudi di tangannya terasa licin dan lembab akibat telapak tangannya yang mulai basah berkeringat.
Ia harus menemukan seseorang untuk memberinya informasi waktu yang tepat. Tapi jika Nayla berhenti dan bertanya, berarti ia akan kehilangan waktu. Sementara masih begitu jauh jarak yang harus dilampaui untuk mencapai tujuan. Nayla sangat tidak ingin kehilangan waktu. Seperti juga ia tidak ingin kehilangan kesempatan untuk melakukan banyak hal yang belum sempat ia kerjakan.
Namun Nayla pada akhirnya menyerah. Ia menepi dekat segerombolan anak-anak muda yang sedang nongkrong di depan warung rokok dan menanyakan jam kepada mereka. Tapi seperti yang sudah Nayla ramalkan sebelumnya, jawaban dari mereka adalah sama, jam lima petang. Hanya ada sedikit perbedaan pada menit. Ada yang mengatakan jam lima lewat lima, jam lima lewat tiga, dan jam lima lewat tujuh.
Nayla semakin menyesal telah membuang waktu untuk sebuah pertanyaan konyol yang sudah ia yakini jawabannya, yaitu jam lima petang. Berarti benar ia masih punya banyak waktu. Sebelum jam tangannya berubah jadi sapu, mobil sedannya berubah jadi labu, dan dirinya berubah menjadi abu.
***

Entah kapan persisnya Nayla mulai tidak bersahabat dengan waktu. Waktu bagaikan seorang pembunuh yang selalu membuntuti dan mengintai dalam kegelapan. Siap menghunuskan pisau ke dadanya yang berdebar. Debaran yang sudah pernah ia lupakan rasanya. Debaran yang satu tahun lalu menyapanya dan mengulurkan persahabatan abadi, hampir abadi, sampai ketika sang pembunuh tiba-tiba muncul dengan sebilah belati.
Sebelumnya Nayla begitu akrab dengan waktu. Ketika cincin melingkar agung di jari manisnya. Ketika tendangan halus menghentak dinding perutnya. Menyusui. Memandikan bayi. Bercinta malam hari. Menyiapkan sarapan pagi-pagi sekali. Rekreasi. Mengantar anak ke sekolah. Membantu mengerjakan pekerjaan rumah. Memarahi pembantu. Membuka album foto yang berdebu. Mengiris wortel. Pergi ke dokter. Menelepon teman-teman. Berdoa di dalam kegelapan. Doa syukur atas kehidupan yang nyaris sempurna. Kehidupan yang selama ini ia idam-idamkan.
Kala itu, waktu adalah pelengkap, sebuah sarana. Mempermudah kegiatannya sehari-hari. Menuntunnya menjadi roda kebahagiaan keluarga. Mengingatkan kapan saatnya menabur bunga di makam orang tua, kakek, nenek dan leluhur. Membeli hadiah Natal, ulang tahun dan hari kasih sayang. Mengirim pesan sms kepada si Pencari Nafkah supaya tidak terlambat makan. Memperkirakan lauk apa yang lebih mudah dimasak supaya tidak terlambat menjemput anak di tempat les. Bercinta berdasarkan sistem kalender, kapan sperma baik untuk dimasukkan dan kapan lebih baik dikeluarkan di luar.
Waktu bukanlah sesuatu yang patut diresahkan. Karena waktu yang berjalan, hanyalah roda yang berputar tiga ribu enam ratus detik kali dua puluh empat jam. Gerakan mekanis rutinitas kehidupan. Menggelinding di atas jalan bebas hambatan. Sementara banyak yang sudah terlupakan. Suara mesin tik membahana dalam kamar yang lengang. Riuh rendah suara karyawan di kafetaria gedung perkantoran. Ngeceng di Plaza Senayan. Mengeluh bersama sahabat tentang cinta yang bertepuk sebelah tangan. Menampar pipi laki-laki kurang ajar di diskotik. Menghapus air mata yang menitik. Melamun. Membaca stensilan. Makan nasi goreng kambing ramai-ramai dalam mobil di pinggir jalan. Masak Indomie rebus rasa kari ayam. Menatap matahari terbenam. Nonton Formula One atau Piala Dunia di Sports Bar. Menatap mata kekasih dengan berbinar-binar. Bersentuhan tangan ketika memasangkan celemek di paha kekasih dengan tangan bergetar. Menanti dering telepon dengan hati berdebar. Memilih kartu ucapan rindu yang tidak terlalu norak tanpa lebih dulu menunggu hari besar datang dengan dada berdebar. Memilih baju terbaik setiap ada janji dengan pacar dengan jantung berdebar. Menanti pujian dengan rasa berdebar. Bercinta dengan rasa, jantung, dada, hati, tangan, kaki, payudara, vagina, leher, punggung, ketiak, mata, hidung, mulut, pipi, raga, berdebar.
Yang terlupakan adalah waktu yang mengalir dalam lautan debar, samudera getar, cakrawala harapan.
***

Mungkin Nayla tidak bermaksud dengan sengaja melupakan, ia hanya tidak sadar. Ia hanya pingsan keletihan dan belum jua siuman. Ia hanya terhipnotis bandul jam yang bergerak kiri kanan dan berdetak dalam keteraturan. Membuat raganya beku. Lidahnya kelu. Hatinya membatu. Imajinasinya buntu. Kadang dalam tidur imajinasinya memberontak terbang. Mengepakkan sayap bersama dengan burung-burung dan kupu-kupu. Mengendarai ikan paus di samudera lepas. Bungy jumping. Arung jeram. Baca komik Petualangan Tintin. Minum teh di atas awan sambil diskusi tentang cerpen Anton Chekov dengan almarhum ayah dan bertanya mana yang lebih mahal antara berlian dengan Fancy Diamond kepada almarhumah ibu. Menjadi Arnold Schwarzeneger dan menggagalkan aksi teroris yang hendak menabrakkan pesawat ke gedung World Trade Center. Menelan biji durian. Makan rambutan. Nonton Cirque du Soleil. Nonton N'SYNC dan dipanggil ke atas panggung untuk diberi kecupan oleh Justin Timberlake. Bertinju dengan Moehammad Ali. Mengalahkan Michael Jordan. Merebut suami Victoria Beckham. Mengedit karya Gabrielle Garcia Marques. Minum sirup markisa. Baca puisi bareng Presiden Penyair Sutardji Calzoum Bachri. Diculik UFO. Punya toko buku kecil di Taman Ismail Marzuki.
Melaju kencang ke pusat getaran yang mendebarkan. Tapi mimpi juga terbatas waktu. Debaran itu mendadak buyar ketika terdengar suara ketukan pembantu di pintu luar kamar. Suara kokok ayam jantan. Kicau burung. Kemilau sinar matahari menerobos jendela. Dan suara alarm jam ketika jarum panjangnya menunjuk angka dua belas dan jarum pendeknya menunjuk angka enam. Suara alarm itu, adalah suara yang sama dengan suara dokter yang menyampaikan bahwa sudah terdeteksi sejenis kanker ganas pada ovariumnya. Suara alarm itu, adalah suara yang sama dengan suara dokter yang memvonis umur Nayla hanya akan bertahan maksimal satu tahun ke depan. Suara alarm itu, adalah suara yang sama dengan suara dokter yang mengatakan bahwa sudah tidak ada harapan untuk sembuh. Suara alarm itu, adalah suara yang menyadarkannya kembali dari pengaruh hipnotis bandul waktu masa lalu, masa kini dan masa depan.
***

Manusia sudah menerima hukuman mati tanpa pernah tahu kapan hukuman ini akan dilaksanakan. Karena itu Nayla tidak tahu mana yang lebih layak, merasa terancam atau bersyukur. Di satu sisi ia sudah tidak perlu lagi bertanya-tanya kapan eksekusi akan dilaksanakan.
Tapi apakah setahun yang dokter maksudkan adalah 12 bulan, 52 minggu dan 365 hari dari sekarang? Bagaimana kalau satu tahun dimulai dari ketika kanker itu baru tumbuh. Atau satu minggu sebelum Nayla datang ke dokter. Atau mungkin benar-benar pada detik ketika dokter itu mengatakan satu tahun. Lalu berapa lamakah waktu sudah terbuang? Dari manakah Nayla harus mulai berhitung?
Mata Nayla berkunang-kunang. Perutnya mulai terasa sakit seiring dengan bunyi dari segala bunyi jam, berdetak keras memekakkan telinganya. Satu, sepuluh, seratus, seribu, sepuluh ribu, seratus ribu, sejuta detik mengejar dan mengepung pendengarannya ke mana pun Nayla melangkah. Memaksa mata Nayla menyaksikan lalu lalang kaki-kaki bergegas, suara klakson dari pengendara yang tak sabaran, lonceng tanda masuk sekolah, jutaan tangan karyawan memasukkan kartu ke dalam mesin absen, aksi dorong mendorong masuk ke dalam bus, tubuh-tubuh meringkuk di atas atap kereta api, semua orang tidak mau ketinggalan.
Semua orang harus tepat waktu sampai di tujuan. Semua orang tidak lagi punya kesempatan, untuk sekadar berhenti memandang embun sebelum menitik ke tanah. Matahari yang bersinar tidak terlalu cerah. Awan berbentuk mutiara, semar atau gajah. Kelopak bunga mulai merekah. Kaki anjing pincang sebelah. Semut terinjak-injak hingga lebur dengan tanah. Padi menguning di sawah. Burung bercinta di atas rumah. Semua orang melangkah bagai tidak menjejak tanah.
Sejak saat itu, alarm Nayla tidak pernah berhenti berbunyi.
***

Nayla ingin menunda waktu. Nayla ingin mengulur siang hingga tidak kunjung tiba malam. Nayla ingin merampas bulan supaya matahari selalu bersinar. Nayla ingin menghantamkan palu ke arah jam hingga suara alarmnya bungkam. Nayla ingin menunda kematian. Tapi Nayla selalu terlambat. Nayla selalu berada di pihak yang lemah dan kalah akan rutinitas yang tak mau menyerah. Dan ia mulai merasa kewajibannya sebagai beban.
Ia mulai cemburu pada orang-orang yang masih dapat berjalan santai sambil berpegangan tangan. Atau orang-orang yang berjemur di tepi kolam renang sambil membaca koran. Ketika, ia tergesa-gesa menyiapkan air hangat, sarapan dan seragam. Berdesakan di antara hiruk pikuk suara dan keringat dalam pasar. Memastikan pendingin ruangan belum saatnya dibersihkan. Membayar iuran telepon dan listrik bulanan. Memberi makan ikan. Memberi peringatan berkali-kali pada pembantu yang tidak juga mengerjakan perintah yang sudah diinstruksikan. Mengikuti senam seks dan kebugaran. Menjadi pendengar yang baik bagi suami yang berkeluh-kesah tentang pekerjaan. Memutar otak untuk memenuhi kebutuhan sandang pangan dalam sebulan. Menyimpan kekecewaan ketika anak sudah tidak lagi mau mengikuti nasihat yang seharusnya diindahkan.
Dan masih saja ada yang kurang. Masih ada saja yang tidak sempurna. Sarang laba-laba di atas plafon. Terlalu banyak menggunakan jasa telepon. Buah dada yang mulai mengendur. Vagina yang tidak lagi lentur. Terlalu letih hingga tidur mendengkur. Seragam sekolah yang luntur. Kurang becus mengatur keuangan. Terlalu banyak pemborosan. Kurang peka. Kurang perhatian. Kurang waktu.... Waktu.... Waktu.... Waktu.... Waktu...?!
Bahkan Nayla merasa sudah tidak punya waktu untuk sekadar memanjakan perasaan. Tidak nongkrong bersama teman-teman. Tidak belanja perhiasan. Tidak pergi ke klab malam. Tidak dalam sehari membaca buku lebih dari dua puluh halaman. Tidak lagi nonton film layar lebar di studio Twenty One. Tidak lagi mengerjakan segala sesuatu yang baginya dulu merupakan kesenangan. Nayla mulai merasakan dadanya berdebar. Semangatnya bergetar.
***

Apa yang sedang mengkhianati dirinya hingga ia merasa sama sekali tidak bersalah atas debaran di dadanya yang begitu memukau? Apa yang sedang memberi pengakuan sehingga ia merasa begitu lama membuang-buang waktu? Apakah hidup diberikan supaya manusia tidak punya pilihan selain berbuat baik? Dan mengapa pertanyaan ini baru datang ketika sang algojo waktu sudah mengulurkan tangan? Mungkin hidup adalah ibarat mobil berisikan satu tanki penuh bahan bakar. Ketika sang pengendara sadar bahan bakarnya sudah mulai habis, ia baru mengambil keputusan perlu tidaknya pendingin digunakan, untuk memperpanjang perjalanan, untuk sampai ke tujuan yang diinginkan.
Nayla memacu laju mobilnya semakin kencang. Memburu kesempatan untuk bersimpuh memohon pengampunan atas dosa-dosa yang Nayla sesali tidak sempat ia lakukan, sebelum jam tangannya berubah jadi sapu, mobil sedannya berubah jadi labu, dan dirinya berubah jadi abu.

12/13/09

Cai Lun


 
Cai Lun (Hanzi: 蔡倫, Wade-Giles: Ts’ai Lun) ialah penemu kertas berkebangsaan Tionghoa yang hidup di zaman Dinasti Han, abad ke-1 - abad ke-2 Masehi. Lahir di Guiyang (sekarang di wilayah provinsi Hunan). Ia diperkirakan lahir tahun 62? dan meninggal tahun 121. Nama  lengkapnya Cai Jingzhong.

Dia seorang pegawai negeri pada pengadilan kerajaan yang di tahun 105 M mempersembahkan contoh kertas kepada Kaisar Ho Ti. Catatan Cina tentang penemuan Ts'ai Lun ini (terdapat dalam penulisan sejarah resmi dinasti Han) sepenuhnya terus terang dan dapat dipercayaIa membuat kertas dari kulit kayu murbei. Bagian dalamnya direndam di air dan dipukul-pukul sehingga seratnya lepas. Bersama dengan kulit, direndam juga bahan rami, kain bekas, dan jala ikan. Setelah menjadi bubur, bahan ini ditekan hingga tipis dan dijemur. Lalu jadilah kertas yang mutunya masih belum sebagus sekarang.

Pada tahun 105 M ia mempersembahkan contoh kertas pada Kaisar Han Hedi. Catatan tentang penemuan kertas ini terdapat dalam penulisan sejarah resmi Dinasti Han. Konon kaisar amat girang atas penemuan Cai Lun, dan Cai Lun pun naik pangkat, mendapat gelar kebangsawanan dan menjadi cukong. Namun belakangan ia terlibat dalam komplotan anti istana yang membuatnya disepak dari kerajaan. Menurut naskah Tionghoa, setelah disepak Cai Lun mandi bersih, mengenakan pakaian terindahnya, lantas meneguk racun.
 
Penggunaan kertas meluas di seluruh Cina pada abad ke-2, dan dalam beberapa abad saja Cina sudah sanggup mengekspor kertas ke negara-negara Asia. Lama sekali Cina merahasiakan cara pembuatan kertas ini. Namun pada tahun 751 beberapa tenaga ahli pembuat kertas tertawan oleh orang-orang Arab sehingga dalam tempo singkat kertas sudah diprodusir di Bagdad dan Sarmarkand. Teknik pembuatan kertas menyebar ke seluruh dunia Arab dan baru di abad ke-12 orang-orang Eropa belajar teknik ini. Sesudah itulah pemakaian kertas mulai berkembang luas dan sesudah Gutenberg menemukan mesin cetak modern, kertas menggantikan kedudukan kulit kambing sebagai sarana tulis-menulis di Barat.

Penemuan kertas oleh Ts'ai Lun merombak total keadaan Cina. Dengan sejumlah bahan-bahan tulisan yang ada, kebudayaan Cina melonjak naik begitu cepat sehingga hanya dalam beberapa abad sudah mampu mengimbangi Barat. Tentu, perpecahan politik di Barat menjadi sebab penting, tetapi ini sama sekali bukan sebab utama. Di abad ke-4 M Cina pun secara politis terpecah-pecah, tetapi biar begitu kebudayaan tetap maju dengan cepatnya. Dalam abad-abad berikutnya, tatkala kemajuan di Barat tersendat-sendat, Cina justru berhasil meraih penemuan-penemuan penting seperti kompas, bahan peledak,dan cara mencetak dengan blok. Sejak kertas jatuh lebih murah ketimbang kulit kambing serta dapat diperoleh dalam jumlah besar, keadaan mulai terbalik.
 
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Cai_Lun

Buku Pertama?


Ada berbagai sumber yang menguak sejarah tentang buku. Buku pertama disebutkan lahir di Mesir pada tahun 2400-an SM setelah orang Mesir menciptakan kertas papirus. Kertas papirus yang berisi tulisan ini digulung dan gulungan tersebut merupakan bentuk buku yang pertama. Ada pula yang mengatakan buku sudah ada sejak zaman Sang Budha di Kamboja karena pada saat itu Sang Budha menuliskan wahyunya di atas daun dan kemudian membacanya berulang-ulang. Berabad-abad kemudian di Cina, para cendekiawan menuliskan ilmu-ilmunya di atas lidi yang diikatkan menjadi satu. Hal tersebut mempengaruhi sistem penulisan di Cina di mana huruf-huruf Cina dituliskan secara vertikal yaitu dari atas ke bawah.

Buku yang terbuat dari kertas baru ada setelah Cina berhasil menciptakan kertas pada tahun 200-an SM. Kertas membawa banyak perubahan pada dunia. Pedagang muslim membawa teknologi penciptaan kertas dari Cina ke Eropa pada awal abad 11 Masehi. Disinilah industri kertas bertambah maju. Apalagi dengan diciptakannya mesin cetak oleh Gutenberg perkambangan dan penyebaran buku mengalami revolusi. Kertas yang ringan dan dapat bertahan lama dikumpulkan menjadi satu dan terciptalah buku.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Buku

Tips Merawat Buku



1.  Pastikan tempat buku tidak lembab dan memiliki sirkulasi udara yang memadai. Untuk mendapatkan udara yang cukup tempat buku harus memiliki jendela atau lubang sirkulasi udara secara cukup.

2. Usahakan letak buku tidak berdekatan dengan lantai. Artinya tempat buku jangan di bagian paling bawah lemari. Pilihlah tempat yang memungkinkan buku enak dilihat dan mudah dijangkau. Pilihan bisa di bagian tengah atau atas.

3. Posisi buku sebaiknya berdiri dan berjajar ke samping. Posisi ini memungkinkan udara masuk ke sela-sela buku lewat celah lembaran. Jika posisi buku bertumpuk dikhawatirkan udara tidak bisa masuk dan mempercepat kelembaban.

4. Taburlah kapur barus di sela-sela buku atau di pojok-pojok lemari. Fungsi kapur barus untuk mengusir ngengat dan mengurangi bau tak sedap. Untuk mengurangi kelembaban bisa gunakan silica-gel.

5. Lakukan rotasi posisi buku setiap dua pekan sekali. Jika memungkinkan keluarkanlah buku-buku dari lemari dan letakan selama sehari di luar lemari. Bisa di atas meja atau di ruang terbuka yang tidak lembab.

6. Tak ada salahnya memberi lampu khusus dalam lemari buku hingga buku mendapat cahaya yang cukup. Sinar lampu menghambat ngengat masuk ke sela-sela buku.

7. Cara paling aman adalah membungkus buku dalam kemasan plastik dan ditaburi kapur barus.


8. Khusus buku langka berusia di atas 100 tahun yang lengket antar satu halaman dengan halaman lain tidak perlu dipaksa memisahkannya. Ada cara tersendiri. Rendamlah kertas yang lengket itu ke dalam air selama setengah jam. Lalu angkat dan angin-anginkan di tempat sejuk. Jangan sekali-kali menjemur di bawah terik matahari agar kertas tidak bergelombang setelah kering. :)

Mobipocket Reader


Para pembaca e-book barangkali sering menemui kesulitan ketika akan membaca buku elektronik yang telah didownload. Persoalan yang sering muncul ialah file e-book tersebut tidak dapat dibuka. Salah satu solusi untuk kesulitan ini adalah membuka koleksi e-book anda dengan menggunakan mobipocket reader.

Download mobipocket reader Desktop versi 6.2 di sini. E-book reader ini kompetebel bagi anda yang menggunakan os Vista maupun XP di pc anda. Ada juga mobipocket reader untuk windows mobile yang bisa didownload di sini; atau anda bisa memilih alternatif lain sesuai kebutuhan seperti mobipocket reader untuk symbian atau palm.

Si Sigarlaki & Si Limbat

 
Pada jaman dahulu di Tondano hiduplah seorang pemburu perkasa yang bernama Sigarlaki. Ia sangat terkenal dengan keahliannya menombak. Tidak satupun sasaran yang luput dari tombakannya. Sigarlaki mempunyai seorang pelayan yang sangat setia yang bernama Limbat. Hampir semua pekerjaan yang diperintahkan oleh Sigarlaki dikerjakan dengan baik oleh Limbat. Meskipun terkenal sebagai pemburu yang handal, pada suatu hari mereka tidak berhasil memperoleh satu ekor binatang buruan. Kekesalannya akhirnya memuncak ketika Si Limbat melaporkan pada majikannya bahwa daging persediaan mereka di rumah sudah hilang dicuri orang. Tanpa pikir panjang, si Sigarlaki langsung menuduh pelayannya itu yang mencuri daging persediaan mereka. Si Limbat menjadi sangat terkejut. Tidak pernah diduga majikannya akan tega menuduh dirinya sebagai pencuri.

Lalu Si Sigarlaki meminta Si Limbat untuk membuktikan bahwa bukan dia yang mencuri. Caranya adalah Sigarlaki akan menancapkan tombaknya ke dalam sebuah kolam. Bersamaan dengan itu Si Limbat disuruhnya menyelam. Bila tombak itu lebih dahulu keluar dari kolam berarti Si Limbat tidak mencuri. Apabila Si Limbat yang keluar dari kolam terlebih dahulu maka terbukti ia yang mencuri. Syarat yang aneh itu membuat Si Limbat ketakutan. Tetapi bagaimanapun juga ia berkehendak untuk membuktikan dirinya bersih. Lalu ia pun menyelam bersamaan dengan Sigarlaki menancapkan tombaknya.

Baru saja menancapkan tombaknya, tiba-tiba Sigarlaki melihat ada seekor babi hutan minum di kolam. Dengan segera ia mengangkat tombaknya dan dilemparkannya ke arah babi hutan itu. Tetapi tombakan itu luput. Dengan demikian seharusnya Si Sigarlaki sudah kalah dengan Si Limbat. Tetapi ia meminta agar pembuktian itu diulang lagi. Dengan berat hati Si Limbat pun akhirnya mengikuti perintah majikannya. Baru saja menancapkan tombaknya di kolam, tiba-tiba kaki Sigarlaki digigit oleh seekor kepiting besar. Iapun menjerit kesakitan dan tidak sengaja mengangkat tombaknya. Dengan demikian akhirnya Si Limbat yang menang. Ia berhasil membuktikan dirinya tidak mencuri. Sedangkan Sigarlaki karena sembarangan menuduh, terkena hukuman digigit kepiting besar.

Sumber:
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1205224


BACA JUGA:
Asal Usul Burung Moopoo
Kekekow & Gadis Miskin

12/12/09

Gitanjali (Song Offerings)


Pengarang:  Rabindranath Tagore


Gitanjali adalah kumpulan 103 buah puisi berbahasa Inggris, sebagian besar diterjemahkan oleh sastrawan berdarah Bengali, Rabindranath Tagore. Karya menjadi sangat terkenal di Barat dan telah diterjemahkan kedalam banyak bahasa.
 
Rabindranath Tagore (bahasa Bengali: Rabindranath Thakur; lahir di Jorasanko, Kolkata, India, 7 Mei 1861 – meninggal 7 Agustus 1941 pada umur 80 tahun. Tagore adalah seorang Brahmo Samaj, penyair, dramawan, filsuf, seniman, musikus dan sastrawan Bengali. Ia terlahir dalam keluarga Brahmana Bengali, yaitu Brahmana yang tinggal di wilayah Bengali, daerah di anakbenua India antara India dan Bangladesh. Tagore merupakan orang Asia pertama yang mendapat anugerah Nobel dalam bidang sastra (1913).
Beberapa karya besarnya antara lain Gitanjali (Song Offerings), Gora (Fair-Faced), dan Ghare-Baire (The Home and the World), serta karya puisi, cerita pendek dan novel dikenal dan dikagumi dunia luas. Ia juga seorang reformis kebudayaan dan polymath yang memodernisasikan seni budaya di Benggala. Dua buah lagu dari aliran Rabindrasangeet (sebuah aliran lagu yang ia ciptakan) kini menjadi lagu kebangsaan Bangladesh (Amar Shonar Bangla) dan India (Jana Maha Gana). 
Sumber:  http://id.wikipedia.org/wiki/Rabindranath_Tagore
Download E-book di sini

The Turner Diaries


Penulis: Andrew Macdonald

The Turner Diaries (harafiah "Buku Harian Turner") adalah sebuah roman dari tahun 1978 yang ditulis oleh William Luther Pierce (di bawah nama pena Andrew Macdonald), mendiang ketua National Alliance, sebuah organisasi separatis kulit putih di Amerika Serikat. Roman ini merupakan sebuah roman yang kontroversial. Dalam buku ini digambarkan sebuah perjuangan revolusioner rasis yang brutal dan dahsyat di Amerika Serikat dan akhirnya bereskalasi menjadi sebuah genosida global yang memusnahkan semua orang Yahudi dan orang non-kulit putih di dunia. Bagi sang novelis Pierce, hal ini bukan merupakan sebuah masa depan distopia, namun impiannya yang menjadi kenyataan mengenai "Sebuah Dunia Orang Putih". Roman ini pertama-tama hanya bisa dipesan melalui surat saja atau dijual pada pameran-pameran senjata di Amerika Serikat. Roman ini secara sebagian juga dibuatkan cerita bersambung dalam beberapa majalah dan publikasi lain dari National Alliance. Dikatakan bahwa roman ini telah terjual laris sebanyak 500.000 eksemplar. Roman ini sekarang juga dijual di toko-toko buku biasa (ISBN 1-56980-086-3), atau disediakan secara bebas di situs-situs web kaum supremasi kulit putih. Menurut deskripsi buku ini yang menyertai edisi tahun 1996 oleh Barricade Books, Departemen Kehakiman Amerika Serikat menganggap roman ini sebuah manifesto kaum militan ekstrem kanan dan FBI percaya bahwa buku ini mengilhami Pengeboman Oklahoma City pada tahun 1995 oleh Timothy McVeigh.

Download versi pdf di sini.
di sini atau di sini

12/11/09

Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando



Pengarang: Hendro Subroto  
Penerbit: Penerbit Buku Kompas




Buku Sintong Panjaitan yang menjadi kontroversi ini diluncurkan pada tanggal 11 maret 2009 di Balai Sudirman.
 
Buku ini menceritakan tentang perjalanan beliau dan juga apa yang terjadi selama ini pasca reformasi. Dari operasi memburu Kahar Muzakkar di Sulawesi; penumpasan G30S/PKI di RRI Jakarta, Lubang Buaya, dan Jawa Tengah; operasi tempur di Irian dan Kalimantan; hingga operasi antiteror pembajakan pesawat Garuda di Thailand, Sintong Panjaitan selalu terlibat. Simak catatannya sebagai Panglima Kodam IX/Udayana saat Peristiwa Dili 1991, upaya membangun sistem senjata dan perlengkapan ABRI, hingga peralihan kekuasaan dari Soeharto ke BJ Habibie. Buku ini memuat hal-hal yang selama ini sangat samar-samar diketahui publik: segitiga antara BJ Habibie-Wiranto-Prabowo, kasus penculikan aktivis prodemokrasi, Peristiwa Mei 1998,  seputar lengsernya Soeharto, sekaligus mengungkap misteri penembakan di santa cruz dimana dia harus bertanggung jawab padahal Timtim memiliki panglima dan report langsung juga ke pusat. Lalu mengapa yang diadili dirinya dan mengapa garis komando yang menembak?

12/8/09

Quo Vadis?

Download Novel



Pengarang: Henryk Sienkiewicz
Tahun Terbit: 1896
Genre: Fiksi, Roman



NERO: maharaja yang kejam, haus darah, sinting, dan sangat berkuasa. Semua tunduk di bawah kakinya.
 
VINICIUS: sebagai perwira militer, dia tidak bisa menyelamatkan kekasihnya dari kebausan sang Maharaja. Hanya Tuhan yang bisa menyelamatkan jiwa Lygia.
 

RASUL PETRUS: dia hanya seorang tua renta yang sudah bungkuk, dengan senjata sebatang tongkat. Umat Kristen pengikutnya sudah habis dibantai oleh Caesar yang kejam. Mungkinkah dia bisa menumbangkan kekuasaan dunia dan merebut kota Roma yang penuh kemaksiatan untuk dijadikan kota milik Tuhan?




Novel sejarah yang ditulis hampir seabad lalu ini telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 40 bahasa dan telah menghasilkan anugerah Hadiah Nobel bagi penulisnya, Henryk Sienkiewicz. Versi Indonesianya telah terbit, namun yang bisa didownload di sini versi Inggrisnya. Selamat Menikmati.....!


Download di sini

Yang ingin baca Online klik di sini 


Demi Allah, Aku Jadi Teroris

Sinopsis Novel 


 Karya: Damien Dematra


Novel Demi Allah, Aku Jadi Teroris karya Damien Dematra ini berkisah tentang pencarian kebenaran yang dilakukan seorang anak manusia namun malah dipelintir oleh sejumlah oknum dengan mengatasnamakan agama. Diceritakan tokoh Kemala adalah seorang mahasiswi kedokteran yang cantik, muda, dan terlalu mudah mempercayai orang. Dalam kerinduannya mencari Tuhan, ia bergabung dengan sebuah kelompok pengajian dan diminta mengucapkan janji setia pada sebuah organisasi. Sempat mengalami trauma dan terkejut dengan kenyataan pahit yang ada, Kemala dengan perlahan mulai mempercayai pandangan bahwa negara yang benar adalah negera yang berlandaskan hukum syariat agama. Ia pun percaya bahwa perlakuan orang-orang non-Muslim di Indonesia adalah kafir, apalagi mereka yang berasal dari negara barat. Perubahan diri Kemala ini adalah hasil sebuah penggodokan matang untuk mengentalkan keyakinannya.


Kemala pun kemudian rela menjadi teroris demi keyakinannya yang telah dipelintir itu, dan dalam pemahamannya, apa yang ia lakukan karena Allah. Dalam sebuah misi, ia lantas ditugaskan menyamar menjadi penari untuk meledakkan sebuah kafe bernama Bistro America.

Sementara itu, tokoh Prakasa, intel bagian khusus penanganan masalah terorisme, adalah seorang yang dingin, apatis, dan tidak pernah merasakan cinta. Ia ditugaskan untuk memberantas terorisme. Tim Prakasa mencurigai Kemala sebagai teroris, sehingga Prakasa pun menyamar menjadi pelanggan klub malam yang akan "menyewa" Kemala. Namun apa yang terjadi kemudian, di luar dugaan: mereka saling jatuh cinta.

Mereka bertarung dalam diri sendiri untuk tidak saling menyukai, namun kekuatan cinta itu tetap mendesak, sampai keduanya harus menentukan pilihan antara hidup dan mati. Pilihan yang mesti dibuat ketika Kemala yang telah dipasangi bom mesti meledakkan diri di depan Prakasa, laki-laki yang dicintainya. Untungnya pada saat yang kritis itu Prakasa melakukan tindakan yang tepat. Ia menembak tangan Kemala sehingga remote pemicu bom berhasil terlempar sehingga bom pun tak sempat meluluhlantakkan kafe itu.

Kemala akhirnya sadar bahwa pemahamannya selama ini telah dipelintir dan dimanfaatkan oleh kepentingan sekelompok orang tertentu dengan mengatasnamakan Islam. Setelah menjalani hukuman di penjara, Kemala dan Prakasa pun bersatu. Kemala semakin yakin bahwa sesungguhnya Islam adalah agama yang membawa kedamaian di dunia ini.



Sumber: http://www.gramedia.com/buku_detail.asp?id=JKZO4250&jenis=2&kat=

Info: Buku Sekolah Elektronik

Anda yang membutuhkan buku-buku teks pelajaran, anda bisa mendownload secara gratis buku-buku yang disediakan oleh Depdiknas dalam bentuk Buku Sekolah Elektronik (BSE).


Buku-buku teks pelajaran tersebut tersedia di situs Depdiknas yang diberi nama Situs Buku Sekolah Elektronik yang disingkat BSE atau e-Book. Jumlah seluruhnya saat ini ada empat ratus tujuh (407) judul buku dan mudah-mudahan akan terus bertambah.

Buku-buku teks pelajaran ini telah dinilai kelayakan pakainya oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan telah ditetapkan sebagai Buku Teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 46 Tahun 2007, Permendiknas Nomor 12 Tahun 2008, Permendiknas Nomor 34 Tahun 2008, dan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2008.

Buku-buku teks pelajaran yang telah dimiliki hak ciptanya oleh Depdiknas ini dapat digandakan, dicetak, difotokopi, dialihmediakan, dan/atau diperdagangkan oleh perseorangan, kelompok orang, dan/atau badan hukum dalam rangka menjamin akses dan harga buku yang terjangkau oleh masyarakat. Masyarakat dapat pula mengunduh (download) langsung dari internet jika memiliki perangkat komputer yang tersambung dengan internet, serta menyimpan file buku teks pelajarann tersebut.

Untuk penggandaan yang bersifat komersial, harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Saya berharap melalui Program Masal Buku Murah ini, buku teks pelajaran lebih mudah diakses sehingga peserta didik dan pendidik di seluruh Indonesia maupun sekolah di luar negeri dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar yang bermutu dan terjangkau.

Download Buku Sekolah Elektronik di sini

Nasib Bumi Kita


APA JADINYA JIKA BUMI TERUS MEMANAS ?



Apabila pemanasan global terus berlanjut pada suhu tertentu maka kita akan menghadapi kepunahan. Jadi apa yang sebenarnya akan terjadi apabila bumi terus memanas?

Jurnalis dan penyiar acara lingkungan hidup asal Inggris, Mark Lynas, melakukan perjalanan selama 3 tahun yang mengelilingi 5 benua untuk menyaksikan berbagai perubahan karena dampak pemanasan global. Dari mencairnya tundra di Alaska, tenggelamnya pulau di Pasifik dari negara bagian dari Tuvalu, dan bertambahnya dataran tandus di pedalaman Mongolia sampai pada lenyapnya lapisan es di Peru dan banjir, serta badai yang menyebabkan erosi di China. Tuan Lynas secara pribadi mengumpulkan semua bukti yang dikumpulkan dalam bukunya mengenai perubahan iklim, High Tide: The Truth About Our Climate Crisis (Gelombang Besar: Kenyataan Mengenai Krisis Perubahan Iklim Kita).

Setelah itu, dalam waktu singkat Tuan Lynas mempelajari lebih mendalam tentang berbagai bukti ilmiah serta rasional mengenai efek pemakaian bahan bakar fosil terhadap iklim, lingkungan, dan kehidupan di planet ini. Beliau menghabiskan waktunya beberapa bulan di perpustakaan ilmiah Radcliffe di Universitas Oxford untuk membaca ribuan buku literatur ilmiah yang telah dianalisa secara mendalam sebelum mempublikasikan buku kejutannya yang kedua, Six Degrees: Our Future on a Hotter Planet (Enam Derajat: Masa Depan Kita di Planet yang Semakin Panas); sebagai media lain untuk membangkitkan kesadaran.

Buku terbarunya secara sistematik membahas perubahan iklim berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian secara ilmiah dengan penggunaan aplikasi komputer tahap lanjut dan juga pencarian secara palaeoclimatic untuk menelusuri sejarah bumi yang memberikan gambaran akan pemanasan iklim di masa mendatang dan akibat yang akan dihadapi. Selain itu ia juga meneliti periode-periode dari perubahan iklim dramatik sebelumnya melalui proses alami dan meramalkan akan efek menakutkan dari pemanasan global yang akan dihadapi semua kehidupan dan lingkungan di planet ini.

Derajat demi derajat, satu derajat per bab. Enam Derajat disusun berdasarkan “Laporan Perkiraan Ketiga” dari Panel Antar Pemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC) tahun 2001 (http:/www.ipcc.ch). Pada setiap halaman, efek dari peningkatan temperatur di bumi dan lapisan biosfernya digambarkan dalam realitas yang menguatirkan.

Kenaikan suhu 1ºC sampai 3ºC merupakan “titik puncak”, tetapi jika naik sampai pada 6 ºC maka peningkatan ini dapat menyebabkan kepunahan pada hampir semua kehidupan, termasuk manusia! Sulit dibayangkan jika perilaku dari manusia sendiri yang menyebabkan kerusakan dan penderitaan yang tidak diharapkan. Kita telah membahayakan planet ini dan berada di ambang kehilangan momentum apabila kita tidak bertindak secepatnya untuk membatasi efek emisi gas rumah kaca.


Kenaikan Suhu 1 Derajat:

Pada kenaikan suhu 1 derajat, Kutub Utara akan kehilangan es setengah tahun penuh, Atlantik Selatan yang sebelumnya tidak ada badai akan mengalami serangan badai dan di barat AS terjadi kekeringan parah yang mengakibatkan banyak penduduk menderita.

Kenaikan Suhu 2 Derajat:

Beruang kutub berjuang untuk hidup saat lapisan es mencair. Lapisan es di Greenland mulai menghilang, sedangkan batu karang menjadi lenyap. Permukaan air laut mengalami kenaikan 7 meter secara global.

Kenaikan Suhu 3 Derajat:

Hutan hujan di Amazon mengering dan pola cuaca El Nino bertambah intensitasnya menjadi sesuatu yang biasa. Eropa secara berulang mengalami musim panas yang teramat panas yang sangat jarang terjadi sebelumnya. Jutaan dan milyaran orang akan berpindah dari sub tropik menuju daerah pertengahan garis lintang.

Kenaikan Suhu 4 Derajat:

Air laut akan meninggi dan meluap membanjiri kota-kota di daerah pesisir. Menghilangnya lapisan es akan mengurangi banyak persediaan air tawar. Suatu bagian di Kutub Selatan akan tenggelam dan menyebabkan area air yang meluap semakin jauh. Temperatur musim panas di London akan menjadi 45ºC.


Kenaikan Suhu 5 Derajat:
:
Daerah yang tidak bisa dihuni semakin menyebar, tumpukan es dan air tanah sebagai sumber air untuk kota-kota besar akan mengering dan jutaan pengungsi akan bertambah. Kebudayaan manusia akan mulai menghilang seiring dengan perubahan iklim yang dramatik ini. Dalam hal ini kelompok yang kurang mampu sepertinya akan menjadi paling menderita. Tidak ada lagi es yang tersisa pada kedua kutub seiring dengan punahnya bermacam species di lautan dan tsunami dalam skala besar memusnahkan kehidupan dekat pantai.

Kenaikan Suhu 6 Derajat:

Pada kenaikan suhu 6 derajat, kepunahan massal sebesar 95% akan terjadi; makhluk yang masih hidup akan mengalami serangan badai dan banjir besar yang terus menerus; hidrogen sulfat dan kebakaran akibat gas metana akan menjadi hal yang biasa. Gas ini berpotensi menjadi bom atom dan tidak ada yang mampu bertahan hidup kecuali bakteri. Hal ini akan menjadi “skenario hari kiamat.”

Hal yang lebih menguatirkan adalah karena kompleksnya ekosistem di planet ini, kenyataan akan perubahan iklim ini dapat menjadi lebih buruk dibandingkan dengan perkiraan yang dilakukan secara ilmiah! Prediksi akan efek dari perubahan iklim sangat menguatirkan. Saat menganalisa ulang seluruh data yang ia kumpulkan, Tuan Lynas berpikir, mungkin ia “harus merahasiakan semuanya” karena kebenarannya sangat “menakutkan.” Sebenarnya, beberapa dari perkiraan mulai menjadi kenyataan, sebagai contoh, gelombang panas saat musim panas di Eropa telah mulai mempengaruhi kesehatan manusia, khususnya para manula. Cuaca yang memanas juga menyebabkan malaria dan penyakit lainnya yang bertambah secara regional. Pemanasan global telah membuat lapisan es di China menyusut 7% setiap tahunnya, hal ini dapat berakibat kerusakan yang lebih besar dan memberi efek kepada 300 juta jiwa yang sangat menggantungkan kebutuhan air mereka dari situ. Di India, mencairnya es yang sangat cepat telah menyebabkan 70.000 orang harus pindah dari Pulau Lohachara yang tenggelam, dan kenaikan permukaan laut telah menyebabkan dipindahkannya 20.000 penduduk yang tinggal di dataran paling rendah di Kepulauan Duke of York pada tahun 2000. Pada keadaan yang rentan dari ekosistem serta sistem sosial yang saling terkait satu sama lainnya, planet yang semakin panas juga menyebabkan rantai reaksi yang memicu terjadinya kelangkaan makanan dan air seiring dengan bertambahnya pengungsi sebagai akibat perubahan iklim.

Akan tetapi, Tuan Lynas tidak berniat membuat pembaca pesimis akan masa depan planet ini. Sebaliknya dia menyampaikan peringatan dini secara jelas dan mendesak perhatian internasional akan diperlukannya usaha bersama untuk mengatasi pemanasan global seperti “mengambil tabung pemadam dan memadamkan api.” Tidak diragukan lagi bahwa “api’ tersebut timbul sebagai akibat yang berkaitan dengan perilaku manusia dan berdasarkan analisis data, berbagai jenis emisi yang menyebabkan kenaikan temperature; dan waktu yang tersisa kurang dari 1 dekade saat kenaikan mencapai puncak ‘enam derajat’! Sesuai indikasi yang tercantum di bagan, kita telah mendekati tingkat 2 derajat, dengan demikian pilihan kita satu-satunya adalah bertindak secepat mungkin serta mengurangi emisi karbon dan metana.


Sumber: http://ilmuphotoshop.com/2009/04/03/masa-depan-planet-bumi/

Free ebook

Enter Your Comment